Senin, 06 April 2015

Food Photography - 1 Picture, 1000 Words


Dalam pesatnya perkembangan bisnis online saat ini, makanan termasuk produk yang semakin sering dijual melalui internet. Jika biasanya orang yang membeli makanan secara langsung dapat mencium aroma, bahkan mencicip rasa makanan yang akan dibeli, dalam bisnis online, tentunya makanan hanya bisa dilihat melalui gambar/ foto. Karena itu, FOTO menjadi elemen yang sangat penting dalam menyampaikan informasi kepada calon pembeli.  Dengan Foto yang baik, makanan akan tampak enak dan menarik untuk dibeli. 

Foto adalah salah satu elemen terpenting dalam media komunikasi.

Karena itu, hari Selasa, 31 Maret 2015 kemarin Sriboga Customer Center (SCC) Semarang mengadakan satu hari sesi tentang Food Photography untuk para anggotanya. SCC sendiri adalah sebuah wadah yang disediakan oleh Sriboga bagi para konsumennya untuk mendapatkan semua informasi tentang produk-produk Sriboga. SCC Semarang resmi berdiri pada 24 September 2011. 

SribogaRatu Raya sendiri telah berkecimpung dalam bidang industri tepung terigu sejak 1995. Masyarakat, pelaku usaha makanan, dan juga pelaku industri berbahan tepung terigu telah mengenal aneka produk Sriboga.

Materi Food Photography kali ini sebagai bagian dari Training Bisnis Online terdiri dari dua sesi. Sesi pertama tentang Sharing Basic Fotografi oleh mas Taufiq Annas. Sesi kedua adalah sesinya mbak cantik Diah Didi tentang Foto Produk.
Sharing pertama bareng mas Annas

Mas Annas membuka sesi dengan kalimat 1 Picture can says 1000 Words. Which is soo true. Kita nggak perlu susah-susah merangkai kalimat, cukup dengan menunjukkan satu foto, maka orang lain bisa mengerti. Nah, penting bagi kita untuk tahu bagaimana cara menampilkan produk dalam foto dengan baik. Apa jadinya jika produknya bagus, tapi fotonya justru tidak mampu mewakili produk tersebut. Inilah yang disebut Kepekaan Visual.

Orang akan mudah mengerti visual dibandingkan cerita.

Selanjutnya materi selama dua semester disajikan dalam waktu kurang dari dua jam oleh mas Annas. Artinya, sharing mas Annas kali itu sangat padat ilmu. Pointnya ada empat yaitu: jenis kamera, jenis lensa, prinsip triangle, dan angle kamera dan komposisi.
Awalnya peserta dikenalkan tentang jenis-jenis kamera dan lensa. Mulai yang harganya ratusan ribu hingga ratusan juta rupiah. Tapi tak usah risau, dengan teknologi saat ini, dengan kamera pocket, atau bahkan kamera handphone, kita sudah dapat menghasilkan foto-foto yang baik.
Selanjutnya mas Annas menjelaskan secara singkat tentang basic fotografi. Nah demi mendukung semangat 1 Picture says 1000 words, saya bikin ulang gambar-gambar yang disajikan mas Annas kemarin.
Prinsip Triangle dalam Forografi

Komposisi dalam fotografi


Untuk mendapatkan hasil foto yang baik perlu digabungkan antara KONSEP + TEKNIK FOTOGRAFI + EDITING.
Sebagai penutup, mas Annas memberikan tips untuk membuat ‘studio mini’ di rumah. Yaitu menyiapkan karton/ manila warna putih sebagai background, dan 2 buah lampu belajar 85 watt untuk tambahan cahaya.
Inti dari fotografi adalah bermain dengan cahaya. Jadi bagaimana kita memainkan cahaya itu untuk mendapatkan hasil yang paling maksimal. 

"Studio foto" ala rumahan. Bisa dibikin sendiri.

Nah, selepas makan siang, saatnya mbak Diah Didi sharing pengalamannya tentang Food Photography. Siapa sih yang nggak kenal mbak cantik pemilik www.diahdidi.com ini. Sebagai food blogger yang sudah membuat lebih dari 1400 resep, tentunya mbak Diah sangat berpengalaman. (Jangan bandingin sama resep di blog saya ini ya. Hihihi.) Selain posting resep di blognya yang super laris, mbak Diah juga memasarkan produk-produknya lewat blog. Tiap hari minimal kirim dari 20 pemesan lho. Modal utamanya? Salah satunya “cuma foto”. Gitu kata mbak Diah. 

Ini tips-tips keren dari mbak Diah. Semua tips ini sangat bisa dipraktekkan sehari-hari di rumah.
Properti/ piranti untuk foto tidak harus mahal
Background bisa pake kertas kado, sprei, art paper, tembok kusam (malah nyeni), dll. Yang lagi ngetren tuh background pakai papan kayu.
Untuk meletakkan produk bisa pakai talenan kayu, pake piring tanah liat. Murah meriah tapi bagus tampilannya.
Sst apa coba piranti favorit mbak Diah? ---jeng jeng… alas karung goni!
Nggak punya kamera DSLR? Pakai kamera pocket/ kamera hp ga masalah. Tipsnya: untuk kamera pocket, set ke mode makro. (Ayo baca buku panduannya. Hehe.)
Kesan pertama yang muncul dari foto harus menggoda.
Tunjukkan tekstur dari produknya. Misalnya kue, tunjukkan kecantikan kuenya. Iris biar kelihatan ‘dalemannya’. Bagaimana biar produk terlihat bagus? Salah satu tipsnya adalah begitu selesai dimasak, jangan nunggu terlalu sama, langsung difoto! Makanan yang fresh akan terlihat menarik.
Untuk menunjukkan warna makanan bisa pakai alas yang kontras.
Kriteria foto yang menarik? Tergantung dari pribadi masing-masing. Kalau mbak Diah suka yang etnik. Perhatikan aja foto-foto di blognya. Ada sentuhan etniknya. Persiapan tempat untuk foto itu penting. Mbak Diah paling suka lokasi di dekat jendela. Karena cahayanya paling bagus. Halaman belakang rumah juga jadi spot favorit mbak Diah. Ambil foto pagi hari atau sore hari. Kalau siang warnanya nanti kurang alami karena cahaya terlalu terang. Kalau memotret siang hari jangan pakai flash nanti warna makanannya ‘luntur’. Kalau malam hari, pakai reflektor yang putih. 
Jongkok untuk mendapatkan good angle
Mbak Diah memberi contoh angle foto
Fotografer dilarang jaim
Ambil foto dengan bermacam-macam angle. Untuk itu badan harus mau bergerak: nunduk, manjat, jongkok, berputar, dll. Perubahan angle yang sedikiit aja, bisa menghasilkan foto yang berbeda
Ambil foto paling nggak 10-20 kali jepretan. Jangan sampe nyesel nggak sempet dapet foto yang bagus.
Porsi sedikit lebih bagus. Misalnya produk kue kering, tidak perlu ditampilkan foto kue kering satu toples. Pindahkan sebagian ke dalam mangkuk/ piring. Tata dengan cantik. Garnis/ hiasan bisa ditambahkan untuk menambah daya tarik.  
Perhatikan kebersihan. Segala piranti yang akan tampil di foto kudu bersih!
Perbarui terus foto produk. 
Meskipun jenis barangnya sama, bikin foto baru dengan berbagai gaya. Jangan pajang terus foto yang lama. Setiap produk hukumnya wajib ‘narsis’ (difoto) dulu sebelum dikirim ke customer. 
Jangan terpaku dengan produk sendiri tok. Coba beli roti/ kue/ produk di tempat lain untuk difoto. Jadi kita bisa membandingkan keunggulan dan kekurangan produk kita.

Setelah berbagi banyak tips foto yang berguna itu, mbak Diah sharing juga tentang kegiatannya jadi food blogger. 


  • Buatlah blog yang isinya berguna buat banyak orang.
  • Posting yang rajin. Menulislah setiap hari.
  • Gabung ke blog-blog jualan rame-rame. Seperti tokopedia, dll. Pesanan bisa datang dari mana saja.
  • Tidak ada kata terlambat untuk belajar.
  • Kesempatan sering datang tak terduga. Mbak Diah pernah foto-foto dan resep di blognya diminati lalu dibeli dari luar negeri.
  • Tetaplah aktif di grup-grup, milis kuliner.
  • JANGAN MENYERAH


Nah, seru kan, acaranya. Jangan sampai ketinggalan acara-acara seru dari SCC lainnya. SCC membuka diri bagi siapa saja yang ingin bergabung. Caranya ada dua: pertama lewat www.memberscc.com   atau dengan mengisi formulir di kantor SCC.

Alamat SCC semarang : 
Jl. Gajahmada no. 19 semarang. 
No telp :   024 3563072
(Di depan hotel Quirin)
 
Aneka produk dari member SCC yang siap untuk difoto. Enak-enaak!

Coba-coba sendiri, tapi bukan masakan saya.

Di SCC kita dapat bergabung dengan lebih dari 500 orang member aktif. Ikutan SCC ini banyak manfaatnya. Salah satunya member dapat ikut pelatihan-pelatihan secara gratis.

Jadi bagi siapapun yang punya usaha atau berniat untuk punya usaha berbasis tepung terigu boleh bergabung. Setiap anggota SCC juga akan mendapatkan aneka keuntungan antara lain: mendapat prioritas untuk mengikuti pelatihan di SCC, mendapatkan informasi kegiatan SCC lainnya seperti joint baking demo, pameran, seminar, mendapatkan konten SMS berupa motivasi usaha, kuis, konsultasi produk Sriboga, dan lain-lain.

Hampir sesiangan di SCC Semarang rasanya puas banget karena bisa dapat ilmu dan silaturahim dengan banyak orang. Nggak sabar ikutan pelatihan dari SCC lainnya.