Dalam pesatnya perkembangan bisnis
online saat ini, makanan termasuk produk yang semakin sering dijual melalui
internet. Jika biasanya orang yang membeli makanan secara langsung dapat
mencium aroma, bahkan mencicip rasa makanan yang akan dibeli, dalam bisnis
online, tentunya makanan hanya bisa dilihat melalui gambar/ foto. Karena itu,
FOTO menjadi elemen yang sangat penting dalam menyampaikan informasi kepada
calon pembeli. Dengan Foto yang baik,
makanan akan tampak enak dan menarik untuk dibeli.
Foto adalah salah satu elemen terpenting
dalam media komunikasi.
Karena itu, hari
Selasa, 31 Maret 2015 kemarin Sriboga
Customer Center (SCC) Semarang mengadakan satu hari sesi tentang Food
Photography untuk para anggotanya. SCC sendiri adalah sebuah wadah yang
disediakan oleh Sriboga bagi para konsumennya untuk mendapatkan semua informasi
tentang produk-produk Sriboga. SCC Semarang resmi berdiri pada 24 September
2011.
SribogaRatu Raya sendiri telah berkecimpung dalam bidang industri tepung terigu sejak
1995. Masyarakat, pelaku usaha makanan, dan juga pelaku industri berbahan
tepung terigu telah mengenal aneka produk Sriboga.
Materi
Food Photography kali ini sebagai bagian dari Training Bisnis Online terdiri
dari dua sesi. Sesi pertama tentang Sharing Basic Fotografi oleh mas Taufiq
Annas. Sesi kedua adalah sesinya mbak cantik Diah Didi tentang Foto Produk.
Sharing pertama bareng mas Annas |
Mas
Annas membuka sesi dengan kalimat 1 Picture can says 1000 Words. Which is soo
true. Kita nggak perlu susah-susah merangkai kalimat, cukup dengan menunjukkan
satu foto, maka orang lain bisa mengerti. Nah, penting bagi kita untuk tahu
bagaimana cara menampilkan produk dalam foto dengan baik. Apa jadinya jika
produknya bagus, tapi fotonya justru tidak mampu mewakili produk tersebut.
Inilah yang disebut Kepekaan Visual.
Orang
akan mudah mengerti visual dibandingkan cerita.
Selanjutnya
materi selama dua semester disajikan dalam waktu kurang dari dua jam oleh mas
Annas. Artinya, sharing mas Annas kali itu sangat padat ilmu. Pointnya ada
empat yaitu: jenis kamera, jenis lensa, prinsip triangle, dan angle kamera dan
komposisi.
Awalnya
peserta dikenalkan tentang jenis-jenis kamera dan lensa. Mulai yang harganya
ratusan ribu hingga ratusan juta rupiah. Tapi tak usah risau, dengan teknologi
saat ini, dengan kamera pocket, atau bahkan kamera handphone, kita sudah dapat
menghasilkan foto-foto yang baik.
Selanjutnya
mas Annas menjelaskan secara singkat tentang basic fotografi. Nah demi
mendukung semangat 1 Picture says 1000 words, saya bikin ulang gambar-gambar
yang disajikan mas Annas kemarin.
Prinsip Triangle dalam Forografi |
Komposisi dalam fotografi |
Untuk
mendapatkan hasil foto yang baik perlu digabungkan antara KONSEP + TEKNIK
FOTOGRAFI + EDITING.
Sebagai
penutup, mas Annas memberikan tips untuk membuat ‘studio mini’ di rumah. Yaitu
menyiapkan karton/ manila warna putih sebagai background, dan 2 buah lampu
belajar 85 watt untuk tambahan cahaya.
Inti
dari fotografi adalah bermain dengan cahaya. Jadi bagaimana kita memainkan
cahaya itu untuk mendapatkan hasil yang paling maksimal.
"Studio foto" ala rumahan. Bisa dibikin sendiri. |
Nah,
selepas makan siang, saatnya mbak Diah Didi sharing pengalamannya tentang Food
Photography. Siapa sih yang nggak kenal mbak cantik pemilik www.diahdidi.com
ini. Sebagai food blogger yang sudah
membuat lebih dari 1400 resep, tentunya mbak Diah sangat berpengalaman. (Jangan
bandingin sama resep di blog saya ini ya. Hihihi.) Selain posting resep di
blognya yang super laris, mbak Diah juga memasarkan produk-produknya lewat
blog. Tiap hari minimal kirim dari 20 pemesan lho. Modal utamanya? Salah
satunya “cuma foto”. Gitu kata mbak Diah.
Ini
tips-tips keren dari mbak Diah. Semua tips ini sangat bisa dipraktekkan
sehari-hari di rumah.
Properti/ piranti untuk
foto tidak harus mahal
Background bisa pake kertas kado, sprei, art paper, tembok
kusam (malah nyeni), dll. Yang lagi ngetren tuh background pakai papan kayu.
Untuk meletakkan produk bisa pakai talenan kayu, pake
piring tanah liat. Murah meriah tapi bagus tampilannya.
Sst apa coba piranti favorit mbak Diah? ---jeng jeng… alas
karung goni!
Nggak punya kamera DSLR? Pakai kamera pocket/ kamera hp ga
masalah. Tipsnya: untuk kamera pocket, set ke mode makro. (Ayo baca buku
panduannya. Hehe.)
Kesan pertama yang muncul dari foto harus menggoda.
Tunjukkan tekstur dari produknya. Misalnya kue, tunjukkan
kecantikan kuenya. Iris biar kelihatan ‘dalemannya’. Bagaimana biar produk
terlihat bagus? Salah satu tipsnya adalah begitu selesai dimasak, jangan nunggu
terlalu sama, langsung difoto! Makanan yang fresh akan terlihat menarik.
Untuk menunjukkan warna makanan bisa pakai alas yang
kontras.
Kriteria foto yang menarik? Tergantung dari pribadi masing-masing.
Kalau mbak Diah suka yang etnik. Perhatikan aja foto-foto di blognya. Ada
sentuhan etniknya. Persiapan tempat untuk foto itu penting. Mbak Diah paling suka lokasi di dekat jendela. Karena cahayanya paling
bagus. Halaman belakang rumah juga jadi spot favorit mbak Diah. Ambil foto pagi
hari atau sore hari. Kalau siang warnanya nanti kurang alami karena cahaya
terlalu terang. Kalau memotret siang hari jangan pakai flash nanti warna
makanannya ‘luntur’. Kalau malam hari, pakai reflektor yang putih. Jongkok untuk mendapatkan good angle |
Mbak Diah memberi contoh angle foto |
Fotografer dilarang jaim.
Ambil foto dengan bermacam-macam angle. Untuk itu badan
harus mau bergerak: nunduk, manjat, jongkok, berputar, dll. Perubahan angle
yang sedikiit aja, bisa menghasilkan foto yang berbeda
Ambil foto paling nggak 10-20 kali jepretan. Jangan sampe
nyesel nggak sempet dapet foto yang bagus.
Porsi sedikit lebih bagus. Misalnya produk kue kering, tidak perlu ditampilkan foto kue kering satu
toples. Pindahkan sebagian ke dalam mangkuk/ piring. Tata dengan cantik.
Garnis/ hiasan bisa ditambahkan untuk menambah daya tarik. Perhatikan kebersihan. Segala piranti yang akan tampil di foto kudu bersih!
Perbarui terus foto produk.
Meskipun jenis barangnya sama, bikin foto baru dengan berbagai gaya. Jangan pajang terus foto yang lama. Setiap produk hukumnya wajib ‘narsis’ (difoto) dulu sebelum dikirim ke customer.
Jangan terpaku dengan produk sendiri tok. Coba beli roti/ kue/ produk di tempat lain untuk difoto. Jadi kita bisa membandingkan keunggulan dan kekurangan produk kita.
Setelah
berbagi banyak tips foto yang berguna itu, mbak Diah sharing juga tentang
kegiatannya jadi food blogger.
- Buatlah blog yang isinya berguna buat banyak orang.
- Posting yang rajin. Menulislah setiap hari.
- Gabung ke blog-blog jualan rame-rame. Seperti tokopedia, dll. Pesanan bisa datang dari mana saja.
- Tidak ada kata terlambat untuk belajar.
- Kesempatan sering datang tak terduga. Mbak Diah pernah foto-foto dan resep di blognya diminati lalu dibeli dari luar negeri.
- Tetaplah aktif di grup-grup, milis kuliner.
- JANGAN MENYERAH
Nah, seru kan,
acaranya. Jangan sampai ketinggalan acara-acara
seru dari SCC lainnya. SCC membuka diri bagi siapa saja yang ingin bergabung.
Caranya ada dua: pertama lewat
www.memberscc.com
atau
dengan mengisi formulir di kantor SCC.
Alamat
SCC semarang :
Jl.
Gajahmada no. 19 semarang.
No
telp : 024 3563072
(Di
depan hotel Quirin)
Coba-coba sendiri, tapi bukan masakan saya. |
Di SCC kita dapat
bergabung dengan lebih dari 500 orang member aktif. Ikutan SCC ini banyak
manfaatnya. Salah satunya member dapat ikut pelatihan-pelatihan secara gratis.
Jadi
bagi siapapun yang punya usaha atau berniat untuk punya usaha berbasis tepung
terigu boleh bergabung. Setiap anggota SCC juga akan mendapatkan aneka
keuntungan antara lain: mendapat prioritas untuk mengikuti pelatihan di SCC, mendapatkan
informasi kegiatan SCC lainnya seperti joint baking demo, pameran, seminar,
mendapatkan konten SMS berupa motivasi usaha, kuis, konsultasi produk Sriboga,
dan lain-lain.
Hampir sesiangan di SCC Semarang rasanya puas banget karena
bisa dapat ilmu dan silaturahim dengan banyak orang. Nggak sabar ikutan
pelatihan dari SCC lainnya.