Saya dan anak-anak punya 'ritual' sebelum mereka tidur. Si sulung (6 tahun) dan si bungsu (4 tahun) biasanya naik ke kasur dan membawa buku masing-masing untuk dibacakan. Setelah usai membaca satu atau (maksimal) dua buku, -tak sanggup banyak-banyak karena saya biasanya juga sudah ngantuk, hehe-, saya mengajak mereka berdoa.
Kami biasanya mengawali doa dengan
membaca Al Fatehah, Doa Sebelum Tidur, lalu mendoakan keluarga. Misalnya jika
ayah sedang kerja di luar kota, saya ajak anak-anak berdoa supaya pekerjaan
ayahnya lancar sehingga bisa cepat pulang. Misalnya anak-anak sedang pingin jalan-jalan
ke suatu tempat, saya juga mengajak mereka berdoa supaya kami sekeluarga dapat
rejeki hingga bisa liburan. Doa-doa ‘tambahan’ itu saya ucapkan dengan bahasa
Indonesia.
Anak-anak juga suka dibacakan buku Anakku Tiket Surgaku |
Suatu malam sebelum tidur, saya mengajak anak-anak menghafalkan
beberapa doa. Seperti doa sebelum masuk kamar mandi, doa ketika turun hujan, doa
sebelum makan, dan doa-doa lainnya.
Sedang asyik menghafal tiba-tiba si bungsu nyeletuk, “Ibu,
bagaimana aku doainnya biar Ibu nggak batuk?”
Waktu itu saya memang tengah menderita flu dan batuk. Tidak
seperti biasa memang, sakit saya bertahan cukup lama hingga dua minggu lebih. Si bungsu
ini memang tipe yang perhatian jika ada keluarga yang sakit.
Saya bilang, “Adik berdoa aja pakai bahasa Indonesia,
seperti kalau sedang bicara sama ibu.”
“Iya, bagaimana?”
“Misalnya gini, ya Allah, tolong sembuhkan sakitnya
ibu, biar ibu nggak batuk lagi. Begitu,” jawab saya.
Si bungsu langsung mengikuti perkataan saya. Duh,
rasanya kepingin langsung mencium pipinya.
Selesai mengulang kalimat saya dia bertanya lagi. “Trus
nanti Allah denger dari sini sampai masjid?”
“Maksud Adik?”
“Iya, aku kan di sini bukan di masjid. Memangnya Allah
denger?”
Saya tersenyum geli melihat muka polosnya yang tampak prihatin. Mungkin disangkanya karena jarak antara masjid dan
rumah cukup jauh, Allah jadi tidak bisa mendengar doanya.
Saya jadi tambah gemes dan langsung memeluk si bungsu.
“Adik, Allah itu nggak cuma ada di masjid. Di rumah,
di sekolah, di toko, di jalan, Allah ada. Jadi di mana aja Adik berdoa, Allah pasti
denger.”
Si bungsu pun manggut-manggut. Entahlah apakah dia
sudah bisa mengerti. Saya hanya ingin anak-anak tahu dan yakin, bahwa Allah
selalu ada di manapun mereka berada.
Selain itu maksud saya mengajak anak-anak saya
melafalkan doa-doa ‘tambahan’ sebelum tidur, karena saya ingin mereka selalu
mau berdoa kepadaNya. Tidak harus selalu dengan doa-doa dari Al Quran dan
Hadist yang mereka hafalkan. Mereka tetap dapat berdoa meskipun dengan bahasa
sehari-hari. Dengan demikian semoga anak-anak dapat selalu merasa dekat dengan
Allah. Saya ingin anak-anak tidak sungkan ‘curhat’ kepadaNya. Karena Allah bisa
bahasa Indonesia! :D
Story for "Story Contest" Anakku Tiket Surgaku, 2015
keren banget mak wiiin..
BalasHapusSalim ama mak Dew!
BalasHapus